Minggu, 28 November 2010

Rangkuman ISD

Rangkuman ISD
Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah social ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Penambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor kematian (mortalitas), kelahiran (fertilitas), migrasi .
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia ada bermacam-macam. Mulai dari zaman batu sampai zaman logam. Zaman batu itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu zaman batu tua (palaeolithikum), dan zaman batu muda (neolithikum). Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Sekitar abad ke-5, ajaran Budaha masuk ke Indonesia. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia tetap hidup dengan damai. Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar dan termegah di Asia Tenggara, bahkan tercatat sebagai salah satu keajaiban dunia. Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Unsur kebudayaan yang juga member warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat yang masuk ketika kaum kolonialis/penjajah mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Berbagai penilitian Antrophologi Budaya menunjukkan bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggoa-anggota masyarakat.

Individu, Keluarga dan Masyarakat
“Individu” berasal dari kata latin “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan proses. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu Pendirian Nativistik, Pendirian Empiristik dan Environmentalistik, Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme, Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi. Pertumbuhan individu sejak lahir sampai dewasa itu melalui beberapa fase sebagai berikut :
• Masa vital yaitu 0-2 tahun
• Masa estetik yaitu 2-7 tahun
• Masa Intelektual yaitu 7-14 tahun
• Masa sosial yaitu 14 tahun ke atas.
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapay digolongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi, yaitu :
• Fungsi Biologis
• Fungsi Pemeliharaan
• Fungsi Ekonomi
• Fungsi Keagamaan
• Fungsi Sosial
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat, yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Sehubungan dnegan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan mayarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung perihak urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota.

Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Pemuda sebagai suatu subyek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai-nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Hal ini hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagaia interaksi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Sebagai salah satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hiduop bangsa.

Warga Negara dan Negara
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Adapu sifat-sifat Negara yaitu sifat memaksa, sifat monopoli, sifat mencakup semua. Negara itu bisa terbentuk karena adanya beberapa unsure, yaitu :
• Harus ada wilayahnya
• Harus ada rakyatnya
• Harus ada pemerintahannya
• Harus ada tujuannya
• Mempunyai kedaulatan
Tujuan Negara itu sendiri adalah :
• Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada Negara. Tanpa Pemerintah, maka Negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah merupakan roda Negara, maka tidak akan mungkin ada suatu Negara tanpa Pemerintah. Unsur penting suatu Negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, Negara itu hanya ada dalam angan-angan.

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Di dalam suatu organisai masyarakat primitive pun dimana belum mengenal tulisan, pelapisan itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut :
• Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur
• Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku
• Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
• Adanya orang-orang yang dikecilkan di luar kasta dan perlindungan hukum]
• Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
• Adnya pembedaan standard ekonomi
Pelapisan social itu bisa terjadi dengan sendirinya, dan terjadi dengan disengaja, Menurut sifatnya, maka system pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
• Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
• Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Kesamaan derajat terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Ciri-ciri tersebut antara lain:
• Jumlah dan kepadatan penduduk
• Lingkungan hidup
• Mata pencaharian
• Corak kehidupan social
• Startifikasi social
• Mobilitas social
• Pola interaksi social
• Solidaritas social
• Kedudukan dalam hierarki system administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlahdua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduannya terdapat hubungan yang erat, besifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang sepintas kilas oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang dama. Maka tidak jarang orang kota pergi ke desa untuk melepaskan segala kelelahan, keruwetan, dan kekusutan pikir. Perbedaan lain yang dapat kita lihat antara pedesaan dan perkotaan yaitu :
• Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
• Pekerjaan atau Mata Pencaharian
• Ukuran Komunitas
• Kepadatan Penduduk
• Homogenitas dan Heterogenitas
• Diferensiasi Sosial
• Pelapisan Sosial
• Mobilitas Sosial
• Interaksi Sosial
• Pengawasan Sosial
• Pola kepemimpinan
• Standar Kehidupan
• Kesetiakawanan Sosial
• Nilai dan Sistem Nilai

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasiona/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan, misalnya perencanaan dan programming pembangunan, organisasi pemerintah dan administrasi Negara. Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendparan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh.


Agama dan Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figure nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengakaman agamanya para tasauf. Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga ospek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, system sosial, dan kepribadian. Agama begitu universal, permanen, dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu dijawab dalam memahami lembaga agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsure-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama.

Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
Sifat yang negative terhadap sesuatu, disebut prasangka. Walaupun kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam pengertian positif. Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar. Lebih-lebih lagi bila berprasangka itu muncul dari jalan fikiran sepintas, untuk kemudian disimpulkan dan dibuat pukul rata sebagai sifat dari seluruh anggota sosial tertentu. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi yaitu :
• Berlatar belakang sejarah
• Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
• Bersumber dari faktor kepribadian
• Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Adapun daya dan upaya untuk mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi :
• Perbaikan kondisi sosial ekonomi
• Perluasan kesempatan belajar
• Sikap terbuka dan sikap lapang
Etnosentrisme adalah suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal, dan sikap yang biasanya dilakuka secara tidak sadar. Sikap etnosenstrismedalam tingkah laku berkomunikasi Nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideology Chauvinisme yang pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandand bangsa-bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah, nista dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar