MEMPERKAYA
ONTOLOGI DARI BERBAGAI ONLINE SCHEMA DATA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang sesuatu
hal. Rasa ingin tahu ini tidak terbatas yang ada pada dirinya, juga ingin tahu
tentang
lingkungan
sekitar, bahkan sekarang ini rasa ingin tahu berkembang ke arah dunia
luar. Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban. Semua umat
manusia di dunia ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya berbeda-beda.
Orang yang tinggal di tempat peradaban yang masih terbelakang, punya rasa ingin
yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tinggal di tempat yang sudah maju. Rasa
ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitarnya dapat
bersifat sederhana dan juga dapat bersifat kompleks. Rasa ingin tahu yang
bersifat sederhana didasari dengan rasa ingin tahu tentang apa (ontologi),
sedangkan rasa ingin tahu yang bersifat kompleks meliputi bagaimana peristiwa
tersebut dapat terjadi dan mengapa peristiwa itu terjadi (epistemologi), serta untuk apa peristiwa tersebut
dipelajari (aksiologi). Secara sederhana
ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan
konkret secara kritis. Ontologi,
di sisi lain, adalah salah satu konsep kunci dan media utama di bidang
penelitian Semantik Web. Masalah menjembatani kesenjangan antara database
relasional dan ontologi telah menarik minat masyarakat Semantik Web, bahkan
daritahun-tahun awal keberadaannya dan umumnya disebut sebagai masalah pemetaan
database-ke-ontologi. Proses manual dalam memperkaya ontologi yang sudah ada
menjadi hal yang harus dilakukan berulang kali dan menjadi pekerjaan yang tiada
akhir.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana cara untuk membuat proses memperkaya
ontologi secara semi otomatis menjadi suatu kebutuhan?
1.3 Tujuan
Melalui karya tulis ini diharapkan nantinya bisa
mengungkapkan secara detail bagaimana
cara untuk mengembangkan arsitektur pemetaan database ke
ontologi dalam rangka memperkaya ontologi yang sudah ada.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Metodologi
Pemetaan
Ontologi sebagai bagian penting dalam perluasan ontologi, diperlakukan sebagai
pendekatan rekonsiliasi dan dipandang sebagai teknologi kunci karena tidak
bermaksud untuk menyatukan ontologi dan data organisasi, tetapi menerima
kenyataan ini dan berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana ontologi yang
berbeda dipetakan dan terkait.
2.2 Inti Pembahasan
Pemetaan
Ontologi sebagai bagian penting dalam perluasan ontologi, diperlakukan sebagai
pendekatan rekonsiliasi dan dipandang sebagai teknologi kunci karena tidak
bermaksud untuk menyatukan ontologi dan data organisasi, tetapi menerima
kenyataan ini dan berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana ontologi yang
berbeda dipetakan dan terkait. Ini merupakan mekanisme yang layak dan efektif
untuk mengkomunikasikan antara sumber data (dalam paper ini adalah skema
database) dan ontologi yang ada. Ontologi memang harus berkembang namun tidak
selamanya setiap ada konsep baru harus dimasukkan ke dalam skema ontologi yang
ada. Jika hal ini terjadi maka ontologi akan memiliki ukuran yang sangat besar.
Hal ini tentu akan menyebabkan tidak efektif manakala ontologi tersebut
digunakan dalam berbagai aplikasi. Sehingga untuk menjadikan sebuah konsep
kandidat untuk diinput ke dalam OExist adalah apakah konsep tersebut memang
digunakan pada sebagain besar partisipan pemakai ontologi. Batas jumlah
pemakaian konsep ini dapat digunakan batas ambang. Artinya jika hasil
perhitungan melebihi batas ambang, maka konsep baru dapat dimasukkan dalam
ontologi.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pemetaan
pada intinya harus ditelusuri terlebih dahulu sehingga akan mendapatkan
konsep-konsep pembentuk ontologi. Sehingga walaupun sumber data banyak namun
akhirnya akan menjadi sebuah skema saja yang akan dicocokkan dengan ontologi.
DAFTAR PUSTAKA
[1].
AnHai Doan, Pedro Domingos, dan Alon Halevy, 2003, Learning to Match the
Schemas of Data Sources: A Multistrategy Approach, Machine Learning,
50 (3): 279-301.
[2].
Calvanese, D, De Giacomo, G dan Lenzerini, M, 2001, A Framework for Ontology
Integration, Proceedings of the 1st International Semantic Web Working
Symposium (SWWS) 303–317.
[3].
Decker, S., Melnik, S., Van Harmelen, F., Fensel, D., Klein, M., Broekstra, J.,
Erdmann, M. dan Horrocks, I., 2000, The semantic web: the roles of
XML and RDF, IEEE Internet Computing, Vol.4, No. 5, pp.63–74.
[4].
Ding, Y., dan Foo, S., 2002, Ontology Research and Development: Part 1 – A
Review
of
Ontology Generation, Journal of Information Science 28 (2).
[5].
Domenico Beneventano, Sonia Bergamaschi, Francesco Guerra, dan Maurizio,
2003,
Synthesizing
an Integrated Ontology, IEEE Internet Computing.
[6].
Namyong Choi, Il-Yeol Song, dan Hyoil Han, 2006, A Survey on Ontology
Mapping, SIGMOD Record, Vol. 35, No. 3.
[7].
N. Noy dan M. Musen, 2000, PROMPT: Algorithm and Tool for Automated Ontology
Merging and Alignment, Proceedings of the National Conference on
Artificial Intelligence (AAAI).
[8].
Nuno Silva dan Joao Rocha, 2003, Ontology Mapping for Interoperability in
Semantic Web, Proceedings of the IADIS International Conference
WWW/Internet 2003 (ICWI'2003). Algarve, Portugal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar