Sabtu, 06 Oktober 2012
Peran Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Berbangsa
Komunikasi tidak luput dari yang namanya bahasa. Setiap kita melakukan komunikasi tentu kita pasti akan menggunakan bahasa. Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat beragam. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa. Selain itu bahasa Indonesia juga turut ambil bagian dalam upaya mencerdaskan bangsa. Di Indonesia kesepakatan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat untuk mempersatukan suku-suku telah ada sejak adanya Sumpah Pemuda. Namaun seiring berkembangnya jaman penggunaan bahasa Indonesia semakin bercampur aduk yang terkadang mengkombinasikan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Bahasa Indonesia juga tak kalah pentingnya dalam dunia jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh pewarta atau media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa dengan ciri-ciri khas yang memudahkan penyampaian berita dan komunikatif. Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahasa jurnalistik sebagai perusak terbesar bahasa Indonesia. Mereka menganggap bahasa jurnalistik sebagai bahasa lain yang tidak pantas dilirik. Padahal penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat penting. Bagi para penulis dan jurnalis (wartawan), bahasa adalah senjata, dan kata-kata adalah pelurunya. Mereka tidak mungkin bisa memengaruhi pikiran, suasana hati, dan gejolak perasaan pembaca, pendengar, atau pemirsanya, jika tidak menguasai bahasa jurnalistik dengan baik dan benar. Yang jadi permasalahan sekaligus menjadi pembahasannya adalah apa peranan Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa?
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu. Bahasa Indonesia sudah sejak dahulu, hanya saja saat itu disebutnya bahasa melayu. Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan wujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahsa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama Bahasa Indonesia.
“Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya. Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia. Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
Media Massa ( pers ) merupakan alat penyampai informasi yang sangat penting dalam konteks kehidupan sosial bermasyarakat. Tanpa adanya media massa, otomatis manusia hanya bisa menyampaikan dan menerima informasi melalui cara-cara tradisional seperti jaringan komunikasi berantai antara satu individu ke individu yang lain. Kehidupan sosial masyarakat sama sekali tidak lepas dari pengaruh media massa. Media Massa secara umum memiliki beberapa fungsi yaitu Media massa merupakan instrumen penting dalam pembangunan kemajuan suatu bangsa, sebagai alat untuk membentuk opini masyarakat, sebagai alat penyampai informasi yang aktual terjadi pada saat itu, sebagai alat untuk penutur budaya suatu suku/etnis dan masih banyak fungsi yang lain tergantung dari sudut pandang mana kita menilainya. Karena itu bisa disimpulkan keberadaan media massa publik sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan suatu bangsa/negara. Pada bangsa yang berasaskan demokrasi, kebebasan lalu lintas penyebaran informasi biasanya diberi keleluasaan dan dijamin keberadaannya oleh konstitusi undang-undang. Dengan demikian media merupakan instrumen vital yang harus dimiliki oleh negara demokrasi dan media massa memiliki kontribusi besar dalam mengatrol dinamika perjalanan kehidupan suatu negara. Media massa era sekarang secara umum bisa dibagi dua yaitu media massa cetak yang berarti media massa memiliki fisik yang bisa disentuh secara fisik dan media massa elektronik dalam hal ini media yang memiliki perantara melalui audio, audio visual atau online. Kalau kita bicara mengenai media massa pasti tidak akan lepas dari yang namanya jurnalisme. Jurnalisme merupakan deretan rangkaian proses pembentukan, pengolahan dan penuangan informasi ke dalam sebuah media massa. Dalam pengembangan informasi jurnalistik keberadaan bahasa pers sangat penting, bukan hanya sebagai penyampai pesan tapi juga sebagai developer bagi jurnalisme itu sendiri. Bahasa sendiri memiliki berbagai pengertian antara lain sebagai sarana komunikasi antar individu baik itu verbal maupun non verbal dalam menyampaikan ide atau gagasan. Keberadaan Bahasa menjadi sangat penting apabila dikaitkan dengan keberlangsungan media massa. Bahasa dalam hal ini bahasa jurnalisme harus memiliki tata nilai dan norma yang mengatur keberlangsungan pelaksanaan jurnalisme itu sendiri. Tata nila dan norma inilah yang bisa mempengaruhi proses penuangan konsep dalam sebuah media massa sehingga nantinya diharapkan bisa mengakomodir penyampaian informasi dan mencerminkan pengaktualisasian sebuah konstruksi sosial yang terjadi. Bahasa bila dikaitkan dengan jurnalisme merupakan sebuah institusi yang membentuk opini dan arahan sosial. Penggunaannya di media sangat tergantung pada pemahaman dan kehandalan dari seorang jurnalis dalam menuliskan dan mengolah informasi dan konteks yang dituju oleh media massa tersebut dalam mempersuasikan sebuah informasi berita ke masyarakat. Bahasa Indonesia yang dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia hanya menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga masih bisa dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidak langsung dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu bahasa Melayu masih juga digunakan dalam lapangan atau ranah pemakaian yang berbeda. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan Hindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia digunakan di luar situasi pemerintahan tersebut oleh pemerintah yang mendambakan persatuan Indonesia dan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Demikianlah, pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial dan jiwa nasional. Sekarang ini kita berada dalam suasana memperingati semangat sumpah pemuda yang dikumandangkan pada tahun 1928, delapan puluh tahun yang silam. Sebagai anak bangsa kita telah bersumpah setia untuk bersatu nusa, bersatu bangsa, dan berbahasa persatuan bahasa Indonesia. Ada kekeliruan dalam kita memahami makna persatuan itu, yaitu seakan-akan bersatu dalam uniformitas, termasuk dalam soal bahasa. Salah paham itu tercermin antara lain dalam lagu yang biasa kita nyanyikan, yaitu “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kita”. Akibatnya, sumpah pemuda kita maknai hanya mengenal satu bahasa saja, yaitu bahasa Indonesia, dengan mengabaikan dan menafikan bahasa-bahasa daerah yang demikian banyak jumlahnya. Padahal, teks asli sumpah pemuda itu menyatakan bahwa kita “menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan”. Artinya, bahasa Indonesia itu adalah bahasa persatuan, bukan satu-satunya bahasa yang diakui oleh bangsa dan negara. Kita koreksi kesalahpahaman itu dengan menegaskan kembali bahwa kita harus bersatu sebagai bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyan “bhineka-tunggal-ika”. Keanekaragaman bahasa, kemajemukan anutan agama, etnis dan bahkan perbedaan rasial, merupakan kekayaan budaya bangsa kita yang tidak ternilai. Akan tetapi di tengah keanekaan itu, kita telah bertekad untuk bersatu seperti tercermin dalam sila ketiga Pancasila, yaitu “Persatuan Indonesia”. Kita bersatu dalam keragaman, “unity in diversity”, “bhinneka tunggal ika”. Dalam semangat persatuan itu, kita beraneka ragam. Kita beraneka, tetapi tetap kokoh bersatu. Setelah masa reformasi dan terjadinya perubahan UUD 1945, semangat persatuan dalam keragaman itu kembali dipertegas dalam rumusan pasal-pasal konstitusi kita. Prinsip otonomi daerah yang sangat luas kita terapkan. Bahkan satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa seperti Papua, Aceh, dan Yogaykarta, atau pemerintahan daerah yang bersifat khusus seperti DKI Jakarta, diberi ruang untuk tidak seragam atau diberi kesempatan untuk mempunyai ciri-ciri yang khusus atau istimewa, yang berbeda dari daerah-daerah lain pada umumnya. Demikian pula, kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat di seluruh nusantara diperkenankan untuk hidup sesuai dengan keasliannya masing-masing. Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Ada pun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah kita perlu menyadarkan kembali diri kita akan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang memudahkan komunikasi antar sesama, tidak perlu malu untuk menggunakan Bahasa Indonesia sehari-hari namun tentu saja tetap harus menjaga kearifan bahasa lokal. Kita harus bangga, dan menjadi saksi apabila suatu saat Indonesia bukan hanya menjad negara berkembang, tapi menjadi negara maju dan bahasanya bisa menjadi bahasa dunia.
Kamis, 04 Oktober 2012
Gerakan Dalam Merubah Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Dunia
Apa yang kita ketahui tentang negara kita yang tercinta ini, Indonesia ? Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah daratan dan lautan yang cukup luas. Negara ini punya Lautan terluas di dunia. Di kelilingi dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia hingga tidak heran memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain. Saking kaya-nya laut negara ini sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini. Tidak hanya itu, jumlah penduduk yang berlimpah juga merupakan salah satu bagian dari Indonesia. Berbagai macam suku, adat, dan budaya menyatu dalam bangsa ini. Bahkan, Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 750 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Indonesia juga merupakan negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia . Bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa. Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung antarsuku, karena dia berbangsa Indonesia yang menetap di wilayah Indonesia; sedangkan seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, karena dia sebagai warga negara Indonesia yang menjalankan tugas-tugas ‘pembangunan’ Indonesia. Tapi, bukan berarti itu semua membuat kita lupa akan bahasa kita yang satu, yaitu Bahasa Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, Indonesia menempati peringkat teratas di dunia untuk keanekaragaman terbesar palem (palmaceae) di dunia, peringkat teratas di dunia untuk keanekaragaman terbesar meranti-merantian (dipterocarpus) di dunia lebih dengan lebih dari 400 spesies. Total spesies paku atau pakis yang diketahui hampir 10.000, diperkirakan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Lebih dari 82% dari 92 genera and 5,000 spesies bambu ada di Indonesia peringkat pertama di dunia untuk kekayaan spesies mamalia dengan 646 jenis mamalia (12% dari mamalia dunia) 36% di antaranya adalah endemik. Juga menempati peringkat pertama juga untuk kupu-kupu Swallowtail, total 121 spesies telah diidentifikasi dan 44 persen adalah endemik. peringkat ketiga untuk reptil yang lebih dari 600 spesies, peringkat keempat untuk burung dengan 1.603 spesies 28% endemik (17% spesies burung di dunia), peringkat kelima untuk hewan amfibi (270 spesies), dan peringkat ketujuh untuk tumbuhan berbunga (spermatophyte) dengan sekitar 25.000 spesies tanaman berbunga (10% spesies didunia). Indonesia juga memiliki Hutan Tropis Negara ini punya Hutan Tropis terbesar di dunia. Hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia.Letaknya di pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. sebenarnya jika negara ini menginginkan kiamat sangat mudah saja buat mereka. tebang saja semua pohon di hutan itu makan bumi pasti kiamat. karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan Amazon tak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi. dan sekarang mereka sedikit demi sediki telah mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan lapangan Golf. sungguh sangat ironis sekali.Berbicara mengenai bahasa Indonesia, sebenarnya sudah sejauh mana Bahasa Indonesia dikenal baik di dalam maupun di luar negeri? Apakah bisa bahasa kita menjadi bahasa yang mendunia? Banyak sekali wacana yang mulai membicarakan tentang hali ini, tidak sedikit orang yang ragu dan tidak sedikit pula orang yang yakin bahwa Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa dunia. Bila saya memiliki peran dalam mempromosikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia, langkah apa yang akan saya lakukan? Akan saya bahas nanti !
Pembahasan pertama kita, yaitu pada pertanyaan sejauh mana Bahasa Indonesia dikenal? Apakah hanya bangsa Indonesia saja yang mempelajari bahasa tersebut?Sebelum saya membahas itu, saya ingin bertanya dengan cara apa sebaiknya kita mengenalkan Bahasa Indonesia pada dunia? Mengembangkan pemakaian bahasa Indonesia lewat kekerasan kini tidak mungkin terjadi, selain karena tidak adanya kekuatan Indonesia untuk itu, juga sudah tidak dimungkinkan oleh peradaban politik internasional. Mengembangkan pemakaian Bahasa Indonesia lewat penetrasi damai, juga hampir mustahil, karena Indonesia tidak memiliki keunggulan kultural terhadap kebudayaan lain – terlebih-lebih dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Malah dalam hal ini Indonesia berada pada posisi lemah, menjadi penerima penetrasi kebudayaan. Lalu harus dengan cara apa? Kebanyakan orang Indonesia yang pesimis akan negaranya mungkin akan merasa tidak yakin terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional, mereka pasti akan mengira bahwa Bahasa Indonesia hanya dipelajari dan digunakan di Indonesia, dan menganggap Bahasa Indonesia kalah menarik dibanding bahasa asing lain. Mereka pasti akan terkejut bila mengetahui betapa populernya Bahasa Indonesia di dunia. Ternyata, bukan cuma Indonesia yang menerapkan pelajaran bahasa Indonesia. saat ini bahasa Indonesia juga dipelajari di lebih dari 45 negara di dunia. beberapa diantaranya adalah Australia, Jepang, Vietnam, Mesir, dan Italia. hal ini membuat bahasa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Kepopuleran bahasa Indonesia pada skala internasional dapat juga dilihat dari berbagai situs terkemuka seperti Facebook dan WordPress. di Facebook, bahasa Indonesia berada di peringkat ke 5 bahasa yang paling populer digunakan. sementara itu di situs blogging WordPress, Bahasa Indonesia adalah bahasa terbesar ketiga setelah Inggris dan Spanyol. hal ini membujuk beberapa situs terkenal lain untuk turut mengeluarkan situs mereka dalam bahasa Indonesia seperti Twitter dan Linkedin. Jadi sudah cukup jelas bahwa Bahasa Indonesia sudah cukup banyak dikenal di negara negara lain seperti yang disebutkan tadi.
Pembahasan kedua, yaitu apakah Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa dunia? Perlu kamu tahu nih kawan, di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer keempat. Ada kurang lebih 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia di negara kanguru ini. Sama seperti di Negara kita, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar. Beberapa universitas di Australia ini juga ada yang menyediakan jurusan bahasa atau sastra Indonesia lho, hal ini membuat Australia menjadi salah satu negara yang paling populer mengembangkan bahasa Indonesia. jadi jangan heran kalau kamu sedang berkunjung ke Australia, kamu menemukan anak – anak SD yang bisa menyapa kita dengan sapaan khas orang Indonesia ‘Selamat pagi, apa kabar?’. Luar biasa! Salah satu Negara di benua Afrika, yaitu Mesir tercatat sebagai negara yang paling utama mengembangkan bahasa Indonesia, kawan. Negara piramid dan sphinx ini baru saja membangun Pusat Studi Indonesia. Pusat Studi ini ada di Suez Canal University, dan merupakan langkah awal untuk lebih mendalami Indonesia dari semua aspek, mencakup ideologi, politik, sosial dan budaya, ekonomi dan pertahanan keamanannya. Di negara matahari terbit ini sudah lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia. Salah satunya yang didirikan oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang tahun 1969. Anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi Jepang yang mengajar bahasa dan berbagai aspek tentang Indonesia di berbagai Universitas di Jepang. Sejak tahun 1992 organisasi ini mulai melakukan ujian kemampuan Bahasa Indonesia. Sampai sekarang tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai level atau tingkatan. Saat ini ada beberapa Universitas di Jepang yang membuka jurusan Bahasa Indonesia, antara lain Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan ada lebih dari 20 perguruan tinggi di Jepang. Padahal, Jepang juga pernah menjajah Indonesia. Tetapi bahasa Jepang juga tidak menjadi bahasa internasional. Jika saat ini mulai banyak peminat belajar bahasa Jepang di banyak negara bukan karena Jepang pernah menjadi imperialis, melainkan karena Jepang merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia saat ini. Korea juga merupakan fenomena menarik untuk dicermati. Bahasa Korea juga mulai diminati banyak orang, karena Korea juga memiliki kekuatan ekonomi mengikuti Jepang. Jika menggunakan alasan ekonomi, maka bahasa Jepang dan Korea berpeluang sangat besar menjadi bahasa dunia kelak. Vietnam juga merupakan negara yang menghargai bahasa Indonesia. Di Vietnam, posisi bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis dan Jepang sebagai bahasa resmi yang diprioritaskan. Bahkan sejak akhir 2007, pemerintah daerah Ho Chi Minh City menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam, menempatkan Vietnam sebagai negara kedua setelah Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Siapa coba yang nggak tahu Juventus, Intermilan, dan AC Milan. Yup, tiga klub sepak bola di Itali ini telah meluncurkan situs resmi mereka dalam Bahasa Indonesia. Hal itu menunjukan kalau Itali juga memiliki minat mendalam terhadap Bahasa Indonesia. Oke itu berari kita bisa menyimpulkan juga bahwa masih ada kemungkinan Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia.
Nah pembahasan terakhir adalah bila saya memiliki peran dalam mempromosikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia, langkah apa yang akan saya lakukan? Dalam memasuki era globalisasi ini, kebanggaan para pengusaha dalam menggunakan bahasa Indonesia cenderung menurun. Mereka dalam menyampaikan informasinya lebih tertarik menggunakan bahasa asing. Hal ini memang cukup dimengerti. Mereka menggunakan bahasa asing itu semata-mata hanya sebagai prestise, lambang kemajuan, dan tingkat kehidupan modern. Nah dalam masalah ini, saya akan melakukan gerakan dimana setiap pengusaha berkumpul dan melakukan kerjasama dalam sebuah ikatan yang memajukan bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia. Kita harus bisa menjadi leader dan berperan dalam setiap perkumpulan untuk bisa memajukan Bahasa Indonesia. Dan langkah yg akan saya lakukan adalah dimana pada media iklan dan reklame akan ditulis 100% Bahasa Indonesia agar kita semua bisa tahu bahwa Bahasa Indonesia sangat sepadan dan masih indah diliat walau tanpa sentuhan Bahasa Asing sedikitpun. Hal terakhir yang kan saya lakukan adalah membuat seminar dimana seminar itu akan saya turut pesertakan warga – warga asing. Dan dalam seminar itu akan saya bahas beberapa kelebihan Bahasa Indonesia seperti : Pertama, bahasa Indonesia merupakan bahasa perhubungan sehari-hari yang digunakan oleh lebih dari 180 juta penduduk, suatu jumlah penduduk bahasa yang cukup besar. Kedua, Bahasa Indonesia memiliki bentuk dan susunan bahasa yang sangat sederhana, sehingga orang asing akan jauh lebih mudah mempelajarinya. Ketiga, penggunaan Bahasa Indonesia di negara Indonesia merupakan penggunaan yang tidak dibuat-buat, tapi merupakan sesuatu yang wajar karena kesadaran rakyatnya. Keempat, di dalam Bahasa Indonesia boleh dikatakan tidak terdapat perbedaan sama sekali antara ucapan dengan tulisan kata-katanya. Kelima, Bahasa Indonesia dengan senang hati menerima kata-kata asing dalam perbendaharaan kata-katanya terutama untuk kepentingan pengetahuan. Keenam, Bahasa Indonesia diberikan sebagai bahasa pengantar dalam perwujudannya sebagai bahasa resmi pada semua tingkat pendidikan dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Dan yang ketujuh, Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana untuk menuliskan segala sesuatu yang diperlukan dalam bidang ilmiah. Sebenarnya banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk membuat Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia. Sebagai contoh, apabila kita memiliki teman orang asing, tentu rasa ingin tahu mereka akan sangat besar dengan negara yang sedang disinggahinya. Berawal dari kita mengajaknya berbicara atau mengenalkan budaya budaya kita dan masih banyak lagi. Kita selalu bisa menjadi bagian kecil dari perubahan, kemajuan bangsa ini dimanapun dan kapanpun. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana saja kita mau memulai untuk melakukannya. Karena perubahan itu sesungguhnya kita sendiri yang memulai, dan kita sendiri pula yang akan merasakanya. Tidak perlu merasa rugi atau tidak diuntungkan dalam melakukan perubahan. Biarpun kita tidak bisa merasakanya di saat ini, tapi kelak anak cucu kita akan bisa merasakanya. Sesungguhnya, Indonesia memliki banyak sekali kelebihan yang tidak kita sepenuhnya ketahui, tapi bukan berarti itu membuat kita acuh tak acuh akan apa yang ada disekeliling kita.
akan selalu bertanya mengapa usaha manusia – manusia di bumi pertiwi ini tampaknya kurang kuat untuk menguasai bahasa Indonesia secara sempurna, dibandingkan dengan usaha untuk menguasai bahasa asing? Bahkan, organisasi kampus dan kontes kecantikan saja tidak mendorong kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar, melainkan lebih diutamakan terlebih dahulu penggunaan bahasa asing. Mungkin sebagian orang awam akan menganggap tidak ada yang pernah mencoba bergerak dalam memajukan Bahasa Indonesia. Bila kalian terus berpikiran seperti itu, tentu tidak akan ada bedanya pada bangsa ini. Yang perlu kita lakukan adalah tindakan, bukan hanya sekedar ucapan. Cita-cita menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia, menghadapi kendala besar yang tidak dapat dibayangkan bagaimana mengatasinya. Kendala itu tidak hanya berada di luar diri Indonesia, melainkan juga berada dalam diri Indonesia. Bertekadlah untuk membangun prestasi demi mengharumkan nama bangsa ini, demi mewujudkan cita cita negara dan membuatnya menjadi negara yang tidak hanya berkembang tapi juga menjadi negara maju. Dengan demikian Bahasa Indonesia tersebut akan memiliki standar yang seimbang dengan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris. Penggunaan bahasa asing jelas merupakan suatu jalan untuk kita dapat lebih mengembangkan diri dan berwawasan luas, dengan bersikap terbuka terhadap dunia Internasional untuk manfaat yang positif, namun, alangkah lebih indah jika bahasa Indonesia-lah yang nantinya digunakan masyarakat dunia untuk bersentuhan dengan dunia Internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia. Kendala-kendala di depan tentu ada dalam menghadang cita-cita kita. Tapi, langkah besar demi mencapai tujuan tidak mungkin terjadi jika tidak dimulai dengan langkah kecil. Kita Bahkan bukan tidak mungkin bisa dijadikan sebagai calon bahasa internasional di samping bahasa Inggris. Oleh karena itu, kita semestinya bangga memiliki Bahasa Indonesia yang diperhatikan dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)